Peng-Aplikasian Subnetting Pada Pembuatan Jaringan SMKN 2 Surakarta berbasis Mikrotik (Part 2)

Sesudah kita menyelesaikan perencanaan IP yang akan kita gunakan / proses subnetting, maka kita akan menginjak pada bagian proses penerapannya. Dengan menggunakan acuan di atas pemetaan IP yang telah kita buat, akan memudahkan kita untuk mensetting router kita, yang pada sesi kali ini akan menggunakan Mikrotik Router. Namun denah di atas kira-kira belum dapat membantu kita dalam menentukan hardware yang akan dipakai. Maka dari itu kita membuat sebuah topologi sederhana yang mungkin dapat membantu kita sebagai acuan. Untuk topologinya akan berbentuk seperti di bawah ini.

Click Image to Zoom In

Detail setiap hardware sebagai berikut :
  • Router Utama merupakan router yang menerima IP dari ISP dan akan di share dalam jaringan melalui Switch. Kita anggap saja router utama sudah jadi dengan IP Public 202.169.224.100/24 dan IP Local nya 172.16.0.2/25, Gateway 172.16.0.126, dan DNS 172.16.0.126.
  • Switch 1 akan membagi koneksi dari Router Utama ke router-router lokal.
  • Lab TKJ 1 Router merupakan router untuk Lab TKJ 1. Untuk setting yang akan diterapkan dengan Mikrotik ialah routing manual.
  • Lab TKJ 2 Router merupakan router untuk Lab TKJ 2. Untuk setting yang akan diterapkan dengan Mikrotik ialah routing manual.
  • Lab TKJ 3 Router merupakan router untuk Lab TKJ 1. Untuk setting yang akan diterapkan dengan Mikrotik ialah routing manual.
  • Ruang Guru Router merupakan router untuk Ruang Guru. Untuk setting yang akan diterapkan dengan Mikrotik ialah routing web proxy dan squid.
  • Ruang Pertemuan Router merupakan router untuk Ruang Pertemuan. Untuk setting yang akan diterapkan dengan Mikrotik juga agak berbeda sebab biasanya untuk umum dan user tidak mau repot-repot setting IP manual sehingga setting yang akan diterapkan ialah routing, squid dan DHCP.
  • Access Point 1 merupakan AP untuk access wireless Lab TKJ 1.
  • Switch 2 merupakan switch yang digunakan untuk koneksi Lab TKJ 2 menggunakan kabel.
  • Switch 3 merupakan switch yang digunakan untuk koneksi Lab TKJ 3 menggunakan kabel.
  • Switch 4 merupakan switch yang digunakan untuk koneksi Ruang Guru menggunakan kabel.
  • Access Point 2 merupakan AP untuk access wireless / hotspot wilayah ruang pertemuan.


Okay, langsung saja kita mulai setting routernya, dan untuk konfigurasi detailnya, akan saya jelaskan dibawah ini.

Lab TKJ 1 Router

Router ini akan kita konfigurasi sebagai berikut :

[admin@D4V1D] > ip address add address=172.16.0.2 netmask=255.255.255.128 interface=ether1
[admin@D4V1D] > ip address add address=192.168.11.62 netmask=255.255.255.192 interface=ether2
[admin@D4V1D] > ip route add gateway=172.16.0.126
[admin@D4V1D] > ip dns set primary-dns=172.16.0.126 allow-remote-requests=yes
[admin@D4V1D] > ip firewall nat add chain=srcnat src-address 192.168.11.0/26 out-interface=ether1 action=src-nat to-addresses=172.16.0.2

Bila konfigurasi tersebut kita print akan menjadi :

[admin@D4V1D] > ip address print 
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic 
 #   ADDRESS            NETWORK         BROADCAST       INTERFACE
 0   172.16.0.2/25      172.16.0.0      172.16.0.127    ether1   
 1   192.168.11.62/26   192.168.11.0    192.168.11.63   ether2

[admin@D4V1D] > ip route print 
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf 
 #     DST-ADDRESS        PREFSRC         G GATEWAY         DISTANCE INTERFACE
 0 ADC 172.16.0.0/25      172.16.0.2                                 ether1   
 1 ADC 192.168.11.0/26    192.168.11.62                              ether2   
 2 A S 0.0.0.0/0                          r 172.16.0.126             ether1   

[admin@D4V1D] > ip route print 
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf 
 #     DST-ADDRESS        PREFSRC         G GATEWAY         DISTANCE INTERFACE
 0 ADC 172.16.0.0/25      172.16.0.2                                 ether1   
 1 ADC 192.168.11.0/26    192.168.11.62                              ether2   
 2 A S 0.0.0.0/0                          r 172.16.0.126             ether1   

[admin@D4V1D] > ip route print 
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic, C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf 
 #     DST-ADDRESS           PREFSRC         G GATEWAY         DISTANCE INTERFACE
 0 ADC 172.16.0.0/25      172.16.0.2                                 ether1   
 1 ADC 192.168.11.0/26  192.168.11.62                              ether2   
 2 A S 0.0.0.0/0                          r 172.16.0.126             ether1   


Sehingga user Lab TKJ 1 dapat mengkonfigurasi IP nya secara manual dengan :
IP Address : 192.168.11.1 – 192.168.11.36
Subnet mask : 255.255.255.192
Gateway : 192.168.11.62
DNS : 192.168.11.62

Lab TKJ 2 Router

Router ini akan dikonfigurasi sama dengan router Lab TKJ 1 namun ada sedikit perbedaan, sebab IP nya juga berbeda.

[admin@D4V1D] > ip address add address=172.16.0.2 netmask=255.255.255.128 interface=ether1
[admin@D4V1D] > ip address add address=192.168.12.30 netmask=255.255.255.224 interface=ether2
[admin@D4V1D] > ip route add gateway=172.16.0.126
[admin@D4V1D] > ip dns set primary-dns=172.16.0.126 allow-remote-requests=yes
[admin@D4V1D] > ip firewall nat add chain=srcnat src-address 192.168.12.0/27 out-interface=ether1 action=src-nat to
to-addresses to-ports tos
[admin@D4V1D] > ip firewall nat add chain=srcnat src-address 192.168.12.0/27 out-interface=ether1 action=src-nat to-addresses=172.16.0.2

Lab TKJ 3 Router

Router ini akan dikonfigurasi sama dengan router Lab TKJ 1 dan Lab TKJ 2.

[admin@D4V1D] > ip address add address=172.16.0.2 netmask=255.255.255.128 interface=ether1
[admin@D4V1D] > ip address add address=192.168.13.62 netmask=255.255.255.192 interface=ether2
[admin@D4V1D] > ip route add gateway=172.16.0.126
[admin@D4V1D] > ip dns set primary-dns=172.16.0.126 allow-remote-requests=yes
[admin@D4V1D] > ip firewall nat add chain=srcnat src-address 192.168.13.0/26 out-interface=ether1 action=src-nat to-addresses=172.16.0.2

Ruang Guru Router

Router ini akan dikonfigurasi agak berbeda, sebab selain routing akan diberi squid dan web proxy.

[admin@D4V1D] > ip address add address=172.16.0.2 netmask=255.255.255.128 interface=ether1
[admin@D4V1D] > ip address add address=192.168.14.14 netmask=255.255.255.240 interface=ether2
[admin@D4V1D] > ip route add gateway=172.16.0.126
[admin@D4V1D] > ip dns set primary-dns=172.16.0.126 allow-remote-requests=yes
[admin@D4V1D] > ip firewall nat add chain=srcnat src-address 192.168.14.0/28 out-interface=ether1 action=src-nat to-addresses=172.16.0.2

[admin@D4V1D] > ip web-proxy set enabled=yes
[admin@D4V1D] > ip web-proxy set transparent-proxy=yes
[admin@D4V1D] > ip web-proxy set port=8080

[admin@D4V1D] > ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=8080
[admin@D4V1D] > ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=3128 action=redirect to-ports=8080
[admin@D4V1D] > ip firewall nat add chain=dstnat protocol=tcp dst-port=8080 action=redirect to-ports=8080

[admin@D4V1D] > ip web-proxy access add url=facebook.com method=any action=deny
[admin@D4V1D] > ip web-proxy access add url=17tahun.com method=any action=deny

Dan untuk Ruang Guru client dapat mengkonfigurasi IP nya secara manual dengan :
IP Address : 192.168.14.1 - 192.168.14.12
Subnet mask : 255.255.255.240
Gateway : 192.168.14.14
DNS : 192.168.14.14
Baca Lebih Lanjut »

Peng-Aplikasian Subnetting Pada Pembuatan Jaringan SMKN 2 Surakarta berbasis Mikrotik (Part 1)

 
Ok, sebagai posting penutup pada kegiatan prakerin ini, kita akan belajar bersama bagaimana pengaplikasian Subnetting pada pembuatan sebuah jaringan dan dengan begitu, kita akan semakin paham, betapa pentingnya perencaan subnetting pada sebuah jaringan. Begini, pada tutorial kali ini, saya akan membuat sebuah jaringan dan ber-andai andai saja saya seorang administrator dan akan membuat sebuah jaringan (sebut saja jaringan di SMKN2Surakarta hahaha….) dan bertanggung jawab penuh pada pembagian IP nya. Langsung saja, untuk melakukan pembagian IP dan subnetting, kita harus membuat sebuah topologi jaringan yang akan kita buat. Untuk denah tempatnya, dapat kita lihat seperti gambar di bawah ini.

Dan kemudian permasalahannya, bagaimana sinyal dapat ditangkap dan diproses melewati server room dan dapat di routing sehingga Lab TKJ 1, 2, 3, Ruang Guru dan Ruang Pertemuan dapat terkoneksi dalam jaringan??

Oya, sebelum kita membagi IP, hal yang cukup penting ialah, BERAPA USER YANG AKAN MENGGUNAKAN JARINGAN TERSEBUT?
Okay, setelah kita meneliti lebih lanjut, ternyata banyak user yang akan menggunakan jaringan nya sebagai berikut:

  1. Lab TKJ 1 = 36 user
  2. Lab TKJ 2 = 29 user
  3. Lab TKJ 3 = 35 user
  4. Ruang Guru = 12 user
  5. Ruang Pertemuan = 63 user



Nah, dengan mengetahui jumlah user setiap ruang / net akan mempermudah dalam menentukan subnet yang paling efektif untuk setiap net tersebut.

Subnetting

Untuk subnetting ini, mungkin setiap net akan berbeda nilainya sebab setiap net, memiliki jumlah user yang berbeda-beda. Untuk detail subnetnya per ruang / net, dapat kita baca lebih lanjut di bawah ini.

Lab TKJ 1

Untuk Lab TKJ 1 ini, kita akan menggunakan IP 192.168.11.X / X. Karena jumlah user yang akan menggunakan Lab TKJ 1 ini ada 36 user, kita harus memilih subnet berapakah yang harus dipilih supaya efektif, maksudnya supaya IP nya tercukupi untuk 36 user dan jika pun berlebihan tidak terlalu banyak. Maka Subnet mask yang paling efektif ialah 192 atau CIDR /26 sehingga :

Analisa :
 IP yang akan dipakai 192.168.11.0 dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 atau 255.255.255.192
1.       Jumlah Network = 22 = 4 network.
2.       Jumlah Host per Network = 26-2 = 62 host per Network.
3.       Blok Network = 256-192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Network berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128 + 64 = 192. Jadi Network lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4.       Alamat host yang dapat digunakan
Network
IP Host Valid
Broadcast
0
1 –62
63
64
65 –126
127
128
129 –190
191
192
193 –254
255

Sehingga ditemukanlah berapakah Subnet mask yang paling tepat untuk 36 user, supaya semuanya mendapatkan IP (walaupun IP tersisa) dan dapat terkoneksi yaitu dengan Subnet mask 192 atau CIDR /26 sebab memiliki 62 user yang valid. Dan untuk setting kali ini kita hanya akan mengambil Network 192.168.11.0 saja sehingga IP yang dapat digunakan 192.168.11.1 - 192.168.11.36, Broadcast 192.168.11.63, Subnet mask 255.255.255.192, dan Gateway 192.168.11.62.

Lab TKJ 2

Untuk Lab TKJ 2 ini, kita akan menggunakan IP 192.168.12.X / X. Karena jumlah user yang akan menggunakan Lab TKJ 2 ini ada 29 user, kita harus memilih subnet berapakah yang harus dipilih supaya efektif, maksudnya supaya IP nya tercukupi untuk 29 user dan jika pun berlebihan tidak terlalu banyak dan yang penting tidaklah kurang. Maka Subnet mask yang paling efektif ialah 224 atau /27 sehingga :

Analisa : 
IP yang akan dipakai 192.168.12.0 dengan Subnet Mask /27 berarti
11111111.11111111.11111111.11100000 atau 255.255.255.224
1.       Jumlah Network = 23 = 8
2.       Jumlah Host per Network = 25-2 = 32 host per Network.
3.       Blok Network = 256-224 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 32. Jadi network lengkapnya adalah 0, 32, 64, 96, 128, 160, 192, 224.
4.       Alamat host yang dapat digunakan
Network
IP Host  Valid
Broadcast
0
1-30
31
32
33-62
63
64
65-94
95
96
97-126
127
128
129-158
159
160
161-190
191
192
193-222
223
224
225-254
255

Sehingga ditemukanlah berapakah Subnet yang paling tepat untuk 30 user, supaya semuanya mendapatkan IP dan dapat terkoneksi yaitu dengan Subnet mask 224 atau CIDR /27 sebab memiliki 30 user yang valid. Dan untuk setting kali ini kita hanya akan mengambil Network 192.168.12.0 saja sehingga IP yang dapat digunakan 192.168.12.1 - 192.168.12.29, Broadcast 192.168.12.31, Subnet mask 255.255.255.224, dan Gateway 192.168.12.30.
  
Lab TKJ 3

Untuk Lab TKJ 3 ini, kita akan menggunakan IP 192.168.13.X / X. Karena jumlah user yang akan menggunakan Lab TKJ 1 ini ada 35 user, kita harus memilih subnet berapakah yang harus dipilih supaya efektif. Maka netmask yang paling efektif ialah seperti Lab TKJ 1 dengan netmask 192 atau /26.

Sehingga langsung dapat kita simpulkan Subnet mask yang paling tepat untuk 36 user, supaya semuanya mendapatkan IP (walaupun IP tersisa) dan dapat terkoneksi yaitu dengan Subnet mask 192 atau CIDR  /26 sebab memiliki 62 user yang valid (walaupun nantinya yang di pakai hanya 35 IP). Dan untuk setting kali ini kita hanya akan mengambil Network 192.168.13.0 saja sehingga IP yang dapat digunakan 192.168.13.1 - 192.168.13.35, Broadcast 192.168.13.63, Subnet mask 255.255.255.192, dan Gateway 192.18.13.62.

Ruang Guru

Pada ruang guru kali ini user yang menggunakan hanya sebanyak 12 user, sehingga Subnet mask 192 atau 224 kurang cocok sebab nantinya IP yang tersisa hanya akan terbuang percuma dan akan membebani kinerja server. Untuk ruang guru ini, kita akan menggunakan IP dengan format 192.168.14.X / X. Karena jumlah user yang akan menggunakan Ruang Guru ini hanya 12 user, maka Subnet mask yang paling efektif ialah 240 atau CIDR /28 sehingga :

Analisa :
 IP yang akan dipakai 192.168.14.0 dengan Subnet Mask /28 berarti
11111111.11111111.11111111.11110000 atau 255.255.255.240
1.       Jumlah Network = 24 = 16
2.       Jumlah Host per Network = 24-2 = 14 host per Network.
3.       Blok Network = 256-240 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 16. Jadi subnet totalnya adalah 0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 178, 192, 208, 224, 240.
4.       Alamat host yang dapat digunakan
Network
IP Host Valid
Broadcast
0
1-14
15
16
17-30
31
32
33-46
47
48
49-62
63
64
65-78
79
80
81-94
95
96
97-110
111
112
113-126
127
128
129-142
143
144
145-158
159
160
161-174
175
178
177-190
191
192
193-206
207
208
209-222
223
224
225-238
239
240
241-254
255

Sehingga ditemukanlah berapakah Subnet yang paling tepat untuk 12 user, supaya semuanya mendapatkan IP dan dapat terkoneksi yaitu dengan 240 atau CIDR /28 sebab memiliki 14 user yang valid. Dan untuk setting kali ini kita hanya akan mengambil Network 192.168.14.0 saja sehingga IP yang dapat digunakan 192.168.14.1 - 192.168.14.12, Broadcast 192.168.14.15, dan Subnet mask 255.255.255.240, dan Gateway 192.168.14.14.

Ruang Pertemuan

Nah, pada ruang pertemuan ini, rencana akan dipasang hotspot dan user yang menggunakannya kira-kira 63 user. Sehingga subnet yang perlu digunakan juga agak berbeda, sebab jika menggunakan Subnet mask 192, IP yang valid hanya 62, sehingga karena syarat utamanya IP tidak boleh kurang, maka netmask yang paling sesuai ialah 128 atau CIDR  /25 sehingga :

Analisa : 
IP yang akan dipakai 192.168.15.0 dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 atau 255.255.255.128
1.       Jumlah Network = 21= 2 network
2.       Jumlah Host per Network = 27-2 = 126 host.
3.       Blok Network = 256-128 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 128. Jadi network totalnya adalah 0 dan 128
4.       Alamat host yang dapat digunakan
Network
IP Host Valid
Broadcast
0
1-126
127
128
129-254
255

Sehingga ditemukanlah berapakah Subnet yang paling tepat untuk 63 user, supaya semuanya mendapatkan IP dan dapat terkoneksi yaitu dengan Subnet mask 128 atau CIDR  /25 sebab memiliki 126 user yang valid (walaupun IP nya masih tersisa). Dan untuk setting kali ini kita hanya akan mengambil Network 192.168.15.0 saja sehingga IP yang digunakan 192.168.15.1 - 192.168.15.63, Broadcast 192.168.15.127, Subnet mask 255.255.255.128, dan Gateway 192.168.15.126.

Sesudah kita merencanakan subneting seperti di atas, maka kira-kira denahnya atau topologinya menjadi seperti ini (supaya lebih simpel dari pada penjelasan subnetting di atas).
 
Click to Zoom
Baca Lebih Lanjut »

Perangkat Keras Jaringan / Networking Hardware

Untuk membangun sebuah jaringan atau networking pasti dibutuhkan peralatan yang dapat menunjangnya. Pada kesempatan kali ini, saya ingin belajar dan berbagi bersama mengenai berbagai perangkat keras atau network hardware yang diperlukan untuk membangun sebuah jaringan komputer.

Dengan mengetahui peralatan apa sajakah yang dibutuhkan dalam membuat sebuah jaringan atau networking, tentu akan mempermudah kita untuk memperkirakan dan juga memperhitungkan berapakah budget yang diperlkan untuk membangun sebuah jaringan atau networking sesuai yang kita inginkan. Hal ini sangat berpenagruh terutama pada administrator jaringan. Ok, langsung saja hardware apa sajakah yang terdapat dalam sebuah jaringan??

1. Kartu Jaringan (Network Interface Card)


Kartu jaringan (Inggris: network interface card disingkat NIC atau juga network card) adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah jaringan komputer. Jenis NIC yang beredar, terbagi menjadi dua jenis, yakni NIC yang bersifat fisik, dan NIC yang bersifat logis. Contoh NIC yang bersifat fisik adalah NIC Ethernet, Token Ring, dan lainnya; sementara NIC yang bersifat logis adalah loopback adapter dan Dial-up Adapter. Disebut juga sebagai Network Adapter. Setiap jenis NIC diberi nomor alamat yang disebut sebagai MAC address, yang dapat bersifat statis atau dapat diubah oleh pengguna.

Komputer jenis terbaru tidak dilengkapi dengan slot ISA bahkan Network Interface umumnya merupakan Onboard system artinya sudah tersedia pada mainboard sehingga tidak perlu lagi dipasang Lan Card. Sesuai dengan besarnya tingkat kebutuhan akan jaringan komputer, sudah banyak mainboard komputer jenis terbaru dilengkapi kartu jaringan secara on board. Secara Kualitas cukup bagus namun penulis berpendapat lebih baik menggunakan kartu jaringan yang terpisah. Salah satu keuntungannya adalah dapat memilih merk tertentu dan mudah diganti apabila terjadi kerusakan.

2. Hub

Hub adalah sebuah perangkat jaringan komputer yang berfungsi untuk menghubungkan peralatan-peralatan dengan ethernet 10BaseT atau serat optik sehingga menjadikannya dalam satu segmen jaringan. Hub bekerja pada lapisan fisik (layer 1) pada model OSI.

Jika jumlah port yang tersedia tidak cukup untuk menghubungkan semua komputer yang akan dihubungkan ke dalam satu jaringan dapat digunakan beberapa hub yang dihubungkan secara up-link. Port yang tersedia biasanya sampai 8, 16, 24 atau lebih banyak sesuai kebutuhan Anda. Untuk kecepatan, Anda dapat menggunakan HUB 10 atau Switch 10/100. Sebaiknya menggunakan 10/100 karena dapat digunakan untuk jaringan berkecepatan maksimal 10 atau 100. Hub ada yang mendukung penggunaan kabel coax yang menukung topologi BUS dan UTP yang mendukung topologi STAR. Namun type terbaru cenderung hanya menyediakan dukungan untuk penggunaan kabel UTP.

3. Switch

Switch jaringan (atau switch untuk singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC).Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge.

Switch merupakan pengembangan dari konsep Bridge. Ada dua arsitektur dasar yang digunakan pada switch, yaitu cut-through dan store and forward. Switch cut-through mempunyai kelebihan di sisi kecepatan karena ketika sebuah paket datang, switch hanya memperhatikan alamat tujuan sebelum diteruskan ke segmen tujuannya, sedangkan switch store and forward merupakan kebalikannya. Switch ini menerima dan memeriksa seluruh isi paket sebelum meneruskannya ke tujuan dan untuk memeriksa satu paket memerlukan waktu, tetapi proses ini memungkinkan switch mengetahui adanya kerusakan pada paket data dan mencegahnya agar tidak mengganggu jaringan.

Dengan Swith terdapat beberapa kelebihan karena semua segmen jaringan memiliki bandwidth 10 Mbps penuh. Tidak terbagi seperti share network pada penggunaan Hub.

4. Router
Cisco Router
Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.

Router tidak mempunyai kemampuan untuk mempelajari, namun dapat menentukan path (alur) data antara dua jaringan yang paling eficien. Router beroperasi pada lapisan Network (lapisan ketiga OSI.). Router tidak mempedulikan topologi dan tingkat access yang digunakan oleh jaringan. Karena ia beroperasi pada lapisan jaringan. Ia tidak dihalangi oleh media atau protokol komunikasi. Bridge mengetahui tujuan akhir paket data, Router hanya mengetahui dimana router berikutnya ditempatkan. Ia dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan yang menggunakan protokol tingkat tinggi yang sama. Jika paket data tiba pada router, ia menentukan rute yang terbaik bagi paket dengan mengadakan pengecekan pada tabel router. Ia hanya melihat hanya melihat paket yang dikirimkan kepadanya oleh router sebelumnya.

5. Bridge
Wireless Bridge
Bridge digunakan untuk menghubungan antar jaringan yang mempunyai protokol yang sama. Hasil akhirnya adalah jaringan logis tunggal. Bridge juga dapat digunakan jaringan yang mempunyai media fisik yang berbeda. Contoh jaringan yang menggunakan fiber obtik dengan jaringan yang menggunakan coacial.

Bridge mempelajari alamat tujuan lalulintas yang melewatinya dan mengarahkan ke tujuan. Juga digunakan untuk menyekat jaringan. Jika jaringan diperlambat dengan adanya lalulintas yang penuh maka jaringan dapat dibagi menjadi dua kesatuan yang lebih kecil.

6. Repeater

Home Repeater
Repeter ini bekerja pada Physical Layer dalam model OSI. Fungsi Repeater ini sederhananya adalah meneruskan paket data yang dikirim dari PC tanpa memiliki kecerdasan seperti Router yang memiliki filtering destination baik IP, MAC Address dan lain-lain sehingga hanya memiliki kemampuan meneruskan saja ke alamat yang akan dituju.

Data yang dikirim oleh sebuah computer akan disampaikan ke tujuan dengan menyebarkan berita (broadcast) ke seluruh computer yang terhubung dalam satu terminal (Repeater), akibatnya seluruh computer yang terhubung akan menerima paket data dan jika dalam waktu yang bersamaan ada computer lain yang mengirim paket data maka yang terjadi adalah crush atau tumbukan data, dan ini akan mempengaruhi kelancaran arus data dalam jaringan tersebut.

Repeater tidak memiliki kemampuan untuk meneruskan data ke computer lain yang berada dalam broadcast domain atau network ID yang lain, oleh sebab itu IP Address yang diberikan pada computer yang berada dalam LAN yang sama biasanya memiliki network yang sama pula.

7. Brouter

Adalah yang menggabungkan teknologi bridge dan router. Bahkan secara tidak tepat seringkali disebut sebagai router multiprotokol. Walau pada kenyataannya ia lebih rumit dari pada apa yang disebut router multiprotokol yang sebenarnya.


8. Konektor UTP (RJ-45)

Untuk menghubungkan kabel UTP diperlukan konektor RJ-45 atau sejenis jack yang bentuknya mirip dengan jack kabel telepon (RJ-11) namun memiliki lebih banyak pin. Konektor tersebut dipasang di kedua ujung kabel dengan peralatan tang khusus UTP, yang bernama tang crimping (crimping tool). Namun jika belum bisa memasangnya, Anda dapat meminta sekaligus memasangkan pada saat membeli kabel UTP.


9. Kabel UTP

Ada beberapa jenis kabel yang digunakan dalam jaringan network, (seperti kabel UTP, STP, Coaxial, dll) namun yang paling banyak dipakai pada private network/Local Area Network saat ini adalah kabel UTP.






10. Cluster Control Unit

 Cluster Control Unit
Cluster Control Unit membangun hubungan antara terminal yang dikendalikannya dengan perlatan-peralatan dan jaringan. Alat ini memungkinkan beberapa terminal berbagi satu printer atau mengakses beberapa komputer melalui jaringan yang bebeda. Cluster Control Unit dapat pula mengerjakan pemeriksaan kesalahan dan pengubahan kode.

11. Multiplexer

Optical Fiber Multiplexer
Saat beberapa terminal harus berbagi satu saluran pada saat yang sama, multiplexer dapat ditambahkan pada tiap ujung. Multiplexer adalah suatu alat yang memungkinkan pengiriman dan penerimaan bebrpa pesan secara serentak. Penambahan multiplexer berdampak seperti mengubah jalan satu jalur menjadi jalur bebas hambatan dengan beberapa jalur.

Pengaturan nomor port dan protokol yang mengirim data pada modul sofware yang benar didalam host.

12. Front-end Processor

Front-end Processor menangani lalulintas Jaringan komputer yang masuk dan keluar dari host komputer. Kedua komputer tersebut dapat merupakan jenis apapun, tetapi configurasi yang umum terdiri dari sejenis komputer mini khusus yang berfungsi sebagai front-end processor dan sebuah mainframe yang menjadi host.

Front-end Processor berfungsi sebagai unit input dari host dengan mengumpuklkan pesan-pesan yang masuk dan menyiapkan data bagi host. Front-end Processor juga berfungsi sebagai unit output dari host dengan menerima pesan-pesan untuk transmisi ke terminal.

Walau kecepatan transmisi antara saluran dan front end Processor relatif lambat ( dalam banyak kasus bit-bit ditransmisikan secara serial ) kecepatan tarnsmisi front-end processor dengan host dapat berlangsung secara cepat ( beberapa bit ditransmisikan secara paralel).

Sebagian front-end processor melakukan message switching dengan mengatur rute (routing) pesan dari suatu terminal ke yang lain tanpa melibatkan host. Jika karena suatu hal terminal penerima tidak dapat menerima pesan (mungkin sedangan digunakan atau rusak) front-end processor dapat menyimpan pesan tersebut dalam penyimpanan sekunder dan mengirimkannya nanti. Kemampuan ini disebut simpan dan teruskan (store and forward).

13. Server / Host
 Server Room
Server atau server computer yaitu komputer yang bertugas menjadi pusat data dan melayani bagi komputer atau perangkat-perangkat yang terhubung dalam sebuah jaringan. Server bisa juga kita gambarkan sebagai induk dalam sebuah jaringan. Server mempunyai tugas mengatur dan mengelola berbagai resource atau sumberdaya yang terdapat dalam jaringan tersebut.

Sebenarnya setiap PC bertanggung jawab mengelola resourcenya dan membagikannya kepada PC yang lain. PC manapun yang memberikan resourcenya dianggap sebagai server, dan PC yang mengakses ke resource PC lain disebut client. Dan inilah yang dimaksud jaringan peer-to-peer.

Juga dalam server terdapat istilah Dedicated server, apakah artinya? Dedicated server adalah komputer yang dibuat dan disediakan khusus untuk menjadi server. Komputer ini biasanya hanya digunakan sebagai pengatur berbagai sumberdaya yang terdapat di dalam jaringan. Karena mempunyai tugas yang berat, maka Dedicated Server biasanya juga didesain agar mampu menjalankan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Karena itulah dedicated server ini biasanya mempunyai sumberdaya yang lebih banyak jika dibandingkan dengan PC client.

Host/Server mengerjakan pemrosesan data untuk jaringan. Pesan-pesan yang masuk ditangani dengan cara yang sama dengan data yang di terima dari unit unit jenis apapun. Setelah pemrosesan pesan dapat ditransmisikan kembali ke front-end processor untuk routing.

14. Gateway

Gateway dilengkapi dengan lapisan 6 atau 7 yang mendukung susunan protokol OSI. Ia adalah metode penyambungan jaringan ke jaringan dan jaringan ke host yang paling canggih. Gateway dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan yang mempunyai arsitektur berbeda misalnya PC berdasarkan Novell dengan jaringan SNA atau Ethernet

15. Modem

 ADSL Modem

Satu-satunya saat modem tidak diperlukan adalah saat telephone tombol digunakan sebagai terminal. Semua saluran jaringan komputer lain memerlukan modem pada tiap ujungnya. Modem dirancang untuk beroperasi pada kecepatan tertentu biasanya 300, 1200, 2400, 4800 atau 96000 bit per detik (bps) dan seterusnya kecepatan modem menentukan kecepatan transmisi data.

ADSL adalah type modem untuk penggunaan access internet kecepatan tinggi. Umumnya modem ADSL merupakan integrasi dari modem, firewall dan ethernet switch serta router dan mungkin juga dengan transceiver. Modem ADSL bekerja pada frekuensi yang berbeda dengan frekuensi yang digunakan dalam percakapan telephone sehingga saluran telephone dapat digunakan untuk percakapan bersamaan dengan penggunaan transmisi data melalui modem ADSL.

16. Radio
Radio OMNI
Transmisi data juga dilakukan melalui frekuensi radio seperti yang digunakan pada jaringan perbankan, Travel, warnet. Peralatan ini masih dikuasai perusahaan penyedia layanan public (provider) seperti PT Lintas Artha, Indosat, Telkomsel. Fren. Untuk lingkup lebih kecil tersedia wireless untuk pembuatan jaringan lokal tanpa kabel. Misalnya dengan Modem ADSL yang dilengkapi dengan wireless router dapat digunakan untuk jaringngan lokal pada ruangan. Hanya saja kemampuan wireless tidak dapat atau terganggu oleh partisi terutama partisi beton. Sehingga tidak efektif digunakan untuk jaringgan lokal suatu perusahaan dimana client computer tersebar di dalam ruangan tertutup.

17. Access-Point
Fungsi Access Point ibaratnya sebagai Hub/Switch di jaringan lokal, yang bertindak untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel para client. Di access point inilah koneksi internet dari tempat anda dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio. Ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan dijangkau, semakin tinggi kekuatan sinyal (ukurannya dalam satuan dBm atau mW) semakin luas jangkauannya.

Baca Lebih Lanjut »

 
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes